• Diksi 1

    Halaman SDN Mataram Musi Rawas Mei 2024

  • Diksi 2

    SMP Terbuka TKB Batu Kucing Musi Rawas (Sekarang, Musi Rawas Utara)

  • Diksi 3

    Kegiatan Akhir Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9

  • Diksi 4

    Rumah Virus Literasi (RVL) Kopdar 2

  • Diksi 5

    Kota Kenangan

Cabai (Pentigraf)



Hari ini Manto bergembira. Sebungkus cabai muda, beratnya setengah kilo lebih, didapatnya dengan cuma-cuma. Bu Ita membagikan cabai hasil ladangnya kepada seluruh rekan kerjanya. Daripada dijual juga tidak ada harganya, lebih baik dibagikan kepada sanak saudara dan teman, begitu kilahnya. Terbayang di benak Manto, sang istri bakal senang karena oseng tempe dengan cabai hijau adalah favoritnya.

Selesai salat Zuhur, Manto menunggu jam pulang dengan menulis. Peristiwa membahagiakan diri dan teman-temannya sayang jika tidak diabadikan. Ia pun asyik menulis. Waktu satu jam setengah tidak terasa telah dihabiskannya di depan laptop. Sinyal internet di sekolah pada hari itu sangat bersahabat. Seramah Bu Ita yang secara ikhlas memberikan cabai hasil panennya. 

Pukul 14.00 tibalah saat Manto kembali ke rumah. Bungkusan cabai digantung di motor. Sambil bersiul riang ia membuka pintu rumah. Tidak lupa ia mengucapkan salam. Dengan wajah berseri diberikannya bungkusan cabai kepada istrinya. Denok terlihat sangat cantik. Kulitnya yang kuning kontras dengan gaun hijau yang dipakainya. Tumben ia berdandan siang-siang. "Hampir dua jam aku menunggu. Hari ini resepsi pernikahan anak Bu Bambang. Katamu izin pulang pagi!" Pecah isak tangis Denok sambal berlari ke dalam kamar.


Musi Rawas, 30 September 2021

Share:

Contoh Pentigraf (5)

GOYANGIN KEPALA

Pentigraf
Oleh Usdhof


Setiap pagi setelah Subuh aku selalu menjadi teman Pak Kyaiku. Bahkan kadang bisa menemani sampai malam, jika ada diskusi dengan teman-temannya. Karena aku, mereka bisa menahan kantuknya demi kepentingan umat.

Hingga di suatu siang di tengah hawa sejuk setelah hujan mengguyur, ada tamu yang asing bagiku. Sosok lelaki dengan memakai baju koko yang agak panjang selutut. Lelaki itu memprotes sebuah tradisi di masyarakat yang tak ada dasarnya. Lelaki itu menanyakan dasar dari menggelengkan kepala pada saat membaca tahlil. Pak Kyai tidak menjawab. Bahkan menawarkan minum. "Kopi atau teh?" Lelaki itu memilih diriku.

Beberapa menit kemudian, Pak Kyai membawaku dalam sebuah cangkir. Aromaku memancarkan energi bergas. Pak Kyai mempersilakan lelaki itu untuk menikmatiku sebelum menjawab pertanyaannya. Terdengar suara sruputan yang keras. Tetapi tiba-tiba tertahan dan aku dimuntahkan.  "Pak Kyai! Apa tidak punya gula?" tanya lelaki itu. Pak Kyai menyampaikan maaf bahwa tadi lupa menggoyangkan sendoknya sehingga aku dan temanku, gula, tidak bisa bersatu memberikan kenikmatan. Mendadak lelaki itu mencelupkan jari telunjuknya ke cangkir. Mengaduk-aduk sambil menggoyangkan kepala. Aku Si Hitam dibuat pusing dengan laku lelaki itu.

Surabaya, 28 September 2021


Dari Grup Rumah Virus Literasi

Share:

#SeninBlogWalking 27 September 2021

#SeninBlogWalkingLagerunal


Andaikata, setiap anggota grup mengirimkan satu saja tulisan, karena tidak perlu tulisan baru, maka akan ada seratus delapan puluhan tulisan. Namanya juga berandai-andai. Pada kenyataannya, #SeninBlogWalking, "berjalan-jalan" dan berkomentar pada tulisan yang dikirimkan ke Grup Whatsapp edisi 27 September 2021 menampilkan para penulis sebagai berikut:

1. Pa D

https://blogsusanto.com/bersepeda-santai-pada-hari-minggu-cerpen/

2. Atik

http://81-atik.blogspot.com/2021/09/berlatih-berkurban.html

3. Sri Sundari

https://srisundaricaturutami.blogspot.com/2021/09/toleransi-saat-gowes.html

4. Ambu Tini 

https://terbitkanbukugratis.id/tinisu/09/2021/larik-larik-kehidupan-27/

5. Brian

https://www.praszetyawan.com/2021/09/mendapat-kiriman-buku-antologi-cerpen.html

6. Suyati

https://suyatibinyo.blogspot.com/2021/09/harlah-mts-negeri-1-purbalingga.html

7. Hariyanto

https://hariyanto17.blogspot.com/2021/09/kisah-swab.html?m=1

8. Bu iik

https://mtkkusuka.blogspot.com/2021/09/blog-bu-iik-bbi_20.html

9. Supadilah

https://www.supadilah.com/2021/09/bahasa-bermain-layang-layang.html?m=1

10. Endahwin

https://endahwin04.blogspot.com/2021/09/beejiwa-menang.html?m=1

11. Indri

https://yukindrimenulis.blogspot.com/2021/09/felis-silvestris-mong.html


Musi Rawas, 28 September 2021


PakDSus

Share:

Mi Goreng Instan (Pentigraf)



Mi Goreng Instan

 Oleh Susanto

Sejak ditinggal istrinya ikut Kursus Pembina Pramuka Mahir seminggu lalu, Manto tinggal berdua bersama dengan anak lelaki, satu-satunya anak yang masih tersisa di rumah. Meskipun Manto jago memasak, sore itu ia ingin membeli lauk saja. Namun, apa lacur, hujan deras datang tiba-tiba mengguyur. Hingga lewat waktu maghrib, hujan belum juga mereda. Akhirnya, ia mengajak anaknya memasak mi goreng. Dua bungkus mi goreng instan mereka masak sesuai petunjuk pada kemasan. Separuh mi sudah dimakan sang putera, sisanya ingin ia masak kembali dengan menambah bumbu-bumbu: bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit.

Bumbu-bumbu tambahan sudah digiling. Setelah minyak dalam kuali panas, bumbu pun ditumis. Sreng …! Uap mengepul memunculkan aroma gurih menyengat, sedap. Manto menambahkan air. Lalu, mi yang sejatinya sudah siap dimakan, ia masukkan ke dalam kuali. Sambil menunggu kuah mengering, ia masuk ke kamar melanjutkan menulis pentigraf yang baru ditulisnya satu paragraf. Lama juga memikirkan konflik agar nyambung dengan twist yang sudah direncanakan.   

Begitu ide didapat, segera ia tulis kelanjutan cerita pentigrafnya. Lega hati Manto, cerpen yang sedang ia pelajari dan tekuni, akhirnya selesai juga. Dibacanya pentigraf itu berulang-ulang. Rasa puas menyelimuti hatinya. Setelah itu Manto keluar kamar. Setengah berlari ia menuju kuali. Asap putih mengepul menyelimuti mi instan yang sudah menghitam arang.


Share:

Puisi Saya Hari Ini

Rain png from pngtree.com


Duka Jiwa

Oleh PakDSus

Kulihat dua anak bujang
Meluncur girang
Telanjang
pada licin lantai tepi deras hujan

Berguling, tertawa
Beraksi, bergaya
Polos rasa
depan kamera

Sang pemiliki gawai
Larut dalam tawa
Tanpa engah
menera aib pada raga terdedah

Musi Rawas, 23 September 2021


Share:

Mega, Lintang, Buana (Kamis Menulis Edisi 23 September 2021)

Berasarkan Info Grup WA Cakrawala Blogger Guru Nasional yang diakses pada tanggal 24 September 2021 pukul 09.53 waktu Musi Rawas, Sumatera Selatan, anggota Lagerunal berjumlah 187 (ada yang keluar satu orang, hari ini). 

Yang berhasil menyetorkan naskah untuk kegiatan #KamisMenulis Edisi 23 September 2021 adalah sebagai berikut.


1. Endahwin

MEGA, LINTANG,  BUANA MILIK-NYA

Kutatap mega
Terang dan tidak mendung
Seterang hatiku yang sedang bersinar
Seperti sinar lintang yang menerangi pada waktu malam




2. Mister Beje ll 

Buana Menganga Begitu Lebar
Mister Beje

Nak, apa yang nampak oleh netra
Itu hanya sepersekian dunia
Masih luas lagi belum kau tapaki
Jalan panjang masih menanti



3. Ambu Tini

Mega Lintang Buana
Oleh : Ambu Guru 


Pekat

Gelapnya malam
Rembulan tenggelam

Indurasmi bertabir legam
Lintang gemintang karam
Nebastala kian menghitam



4. Iis Yuliati

Mega, Lintang, dan Buana 
Oleh: Iis Yuliati 

Malam ini semakin larut 
Mengalir asa yang kian hanyut 
Kudekap angin hangat lembut membelai 
Terbayang jiwa-jiwa lelah karena seharian telah tergadai 


5. Sumarjiyati

Mega, Lintang, Buana

Di sudut kota
Kupandang awan bermahkota
Mega mendung terlihat tertata

 
Sungguh elok ciptaan-Nya
Jingga senja tak nampak olehnya
Padahal sudah waktunya
Tuk tunjukkan keindahanya



6. Sriwati

Mega Mendung Bergelayut di Buana


Mega mendung bergelayut di buana
Kabar lintang menusuk sukma
Malam kelam menjadi dilema.


Baca selengkapanya di:

7. Rosminiyati

Lukisan Mega, Lintang,  Buana
Oleh: Rosminiyati

Malam temaram berselimut kehampaan
Kutatap mega hitam melirik garis lintang
Seisi buana membuncahkan kesombongan
Tak peka akan jiwaku yang terbang

Baca selengkapnya di:



8. Suyati

Menanti Hujan
Oleh Suyati


Garang mentari memberangas kesegaran
Hijau dedaunan mengering perlahan
Mencampakkannya pada layu gersang kecoklatan
Memudarkan kedamaian menjadi kegelisahan

Baca selengkapnya di:



9. Pa D


Mega, Lintang, dan Buana

Pak Eko memacu kendaraan bermotornya lambat-lambat. Ia ingin mendengar cerita Mega, bocah kelas lima yang siang ini gagal berlatih AKM pada laman Pusmenjar, Kemdikbud. Mega pulang ke rumah diboncengkan Pak Eko karena ibunya akan menjemput satu jam kemudian.

Mega bersama kelompok belajarnya, hari ini berlatih mengisi soal AKM dengan laptop milik Pak Eko. Sebagian besar murid kelas lima tidak mempunyai laptop. Sementara, bulan Oktober dan November akan simulasi dan melaksanakan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer). Oleh karena itu, Pak Eko menyisihkan waktunya untuk melatih anak-anak kelas lima memegang tetikus (mouse), berlatih mengetik kalimat, dan tentu saja berlatih mengisi soal AKM pada laman Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Baca kisah selanjutnya di:



10. Hariyanto

MEGA LINTANG DAN BUANA
Oleh : Hariyanto

Tatkala hati sedih
Menutupi hati bak mega datang berdiam diri
Langit pun tertutup hawa sedih mengigilkan
Karena mega membawa butiran embun kelabu
Menutup segala indah langit biru.


Larik-larik selanjutnya ada di:



11.Ai Setiawati 

Puisi Akrostik
Mega, Lintang, Buana

Menari-nari diujung netra
Enyahkan berjuta ragu dan rasa
Gairah  penuh asa
Ada berjuta cita yang harus dijaga

Lintang dan Buanaya ada di:



12. Aam


MEGA, LINTANG, BUANA


Kamis menulis edisi 23 September 2021 masih memakai 3 kata melalui undian spin yang diputar dengan kencangnya. Saat keluar 3 kata dalam roda putaran, ada rasa galau yang melanda kalbu. 

Bagaimana kisah Bu Aam menulis selanjutnya? Klik:



Itulah cuplikan tulisan yang dapat anda nikmati dengan mengeklik tautan yang ada. Jangan lupa meninggalkan jejak dengan memberikan komentar yang santun.

Dibandingkan pekan lalu yang menghasilkan  14 tulisan yang memenuhi kriteria waktu penyetoran, pekan ini hanyamuncul 12 tulisan. Jika dibandingkan dengan banyak anggota, jumlah ini hanya 6,42%. 

Admin menyadari kesibukan setip anggota. Lalu, siapa yang beruntung mendapat hadiah kejutan?






Daftar sponsor yang memberikan hadiah kejutan setiap pekan adalah:

30 Nov, 3,10,17 Des: Pk.Brian ✅
24 Des: Rita Wati✅
31 Des: Sri Yamini✅
7 Jan: Ari Setyowati❎
14 Jan: Nora✅
21 Jan: Min Hermina ✅
28 Jan : Rita Wati✅
4 Feb.  : Dwi Yuliati✅
11 Feb : Susanto ✅
18 Feb : Sudomo✅
25 feb : Mak Butet/susiarpa✅
4 Mar: Min Hermina✅
11 Mar: Aam✅
18 Mar: Tini Sumartini✅
25 Mar: P D (antologi)✅
1 Apr.  : Bu Sri Sugiastuti ✅
8 Apr. : B. Dwi Yuliati✅
15. Apr : Bu Hermin ✅
22 Aprl Bu Rince W Utami ✅
187Juni : P. Susanto ✅
24.Juni : B.Suyati✅
1 Juli: Rita ✅
8 Juli : B. Suyati ✅
15 Juli : B Sumarjiyati ✅
22 Juli :Sri Yamini -Buku ✅
29 Juli: Jawahir✅
5 Agt : Rahmawati
12 Agt: Supadilah✅
19 Agt : Pipit 
26 Agt. : Bu Ai✅
2 Sep : Nani✅
9 Sep : Ditta ✅
16 Sep : Ditta ✅
23Sep : Nasirun 
30 Okt : Syahri
7 Okt: Rizky Kurnia Rahman
14 Okt : Hariyanto
21  Okt : indrakeren
28 Okt : Sri Yamini 
28 Nov : Nora
4 Nov: Jawahir
11 Nov: Hasanah


Pernah saya mendengar cerita tentang buah kelapa yang dilempar kera ke kepala seorang Sufi. Sang Sufi memungutnya, meminum airnya, memakan dagingnya, dan menjadikan tempurungnya sebagai mangkuk untuk makan, seraya berkata:
"Terima kasih atas kritikmu untukku." 




Mega



Lintang



Buana







Musi Rawas, 24 September 2021


Share:

MANTO YANG DERMAWAN

Seperti biasa, Manto si pedagang sayur keliling melayani pembeli langgananannya yang kebanyakan kaum hawa. Sore itu, ada ibu-ibu yang mengeluh. Hampir menangis ia bercerita bahwa uang tabungannya hilang digasak maling. Uang tabungan itu sedianya akan digunakan untuk membeli hape android bekas agar anaknya bisa belajar daring seperti teman-temannya. Si ibu itu sedih setiap kali anaknya menumpang belajar teman-temannya suka mengolok-oloknya.

Mendengar cerita ibu-ibu itu, hati Manto yang dermawan terketuk. “Saatnya bersedekah dengan uang yang besar,” katanya dalam hati. Setelah menyerahkan bungkusan ikan, bumbu dapur, dan sayuran kepada salah satu pelanggannya, ia berjanji akan membantu ibu itu membeli hape. Katanya, pekan depan jika uangnya datang akan segera ia berikan untuk membantu ibu-ibu pelanggannya yang sedang kesulitan itu. 

Bu Tejo yang namanya sama dengan tokoh viral dunia maya itu pun bertanya, “Mas, dari mana Mas dapat uang sebanyak itu? Bukankah dagangan sayurnya jika diborong semua barangkali juga tidak sampai tiga juta?” Dengan percaya diri ia mengeluarkan hape dan menunjukkan tulisan yang ada di dalamnya kepada Bu Tejo: SELAMAT ANDA MENDAPAT SUBSIDI DARI PLN SEBESAR RP50.000.000 BERKAT TRANSAKSI RUTIN ANDA SETIAP BULAN. 


Musi Rawas, 23 September 2021

Share:

Senangnya Bisa Bermusik Kembali


Gita Laras, 27 Januari 2016

Sejak PPKM diturunkan levelnya, Manto merasa mendapat angin segar. Keinginannnya bermain musik seperti dahulu bakal kesampaian. Si 'Pinggang Bahenol' dan si 'Bodi Spanyol' bakal keluar dari "rumahnya" dan siap dimainkan. Manto pun pun bersiap dan mengumpulkan teman-teman untuk kembali latihan pada malam Minggu. SMS dan WA pun segera dilayangkan dengan jawaban yang sangat menggembirakan. Semua siap. 

Pada hari "H" adik angkat Manto di kota tetangga dilamar kekasihnya. Ia diminta datang untuk ikut menyaksikan. Dengan berat hati Manto terpaksa berangkat. Prosesi lamaran tidak lupa ia abadikan. Ia kirimkan ke grup WA sebagai bukti bahwa ia berhalangan datang tepat waktu. Temannya di lokasi pun membalas mengirimkan gambar bahwa peralatan sudah disiapkan. Melihat foto itu, acara di tempat adiknya terasa sangat lama. Jadi, betapa senangnya hati Manto ketika ustaz membacakan doa. 




Selesai makan, ia segera meluncur pulang menuju tempat latihan. Sampai di lokasi, kembali hati Manto berbunga-bunga. Alunan musik keroncong yang dimainkan teman-temannya dengan sound system sederhana membuatnya tidak sabar segera memainkan 'kencrung', ukulele bersenar tiga. Pembawa acara pun memanggil, "Lagu berikutnya, Mbak Tika. Beliau akan membawakan .... Suara pembawa acara melalui mikrofon terhenti. Ada asap mengepul dari dalam ampli rakitan.           


Musi Rawas, 19 September 2021

Share:

#KamisMenulis Edisi 16 September 2021

 


Para Penakluk Tantangan #KamisMenulis 16 September 2021

Admin kegiatan #KamisMenulis edisi tanggal 9 September 2021 telah mengundi beberapa tema. 

Tema yang keluar adalah .... 





Info Grup WA Cakrawala Blogger Guru Nasional, diakses pada tanggal 17 September 2021 pukul 22.57 waktu Musi Rawas, Sumatera Selatan, anggota Lagerunal berjumlah 188. 

Yang berhasil menyetorkan naskah untuk kegiatan #KamisMenulis Edisi 16 September 2021 adalah:

LIST POSTINGAN #KamisMenulis :

List Kamis Menulis, 16 September 2021.

1. Ambu Tini

2. Rizky Kurnia Rahman


4. Sri Sundari

5. Soleh Setiyowati

6. Suyati

7. Sumarjiyati

8. Endah win
Tertular?? 


9. Pa D

10. E. Hasanah

11. Hariyanto

12. indrakeren

13. Marinan.

14. Aam 

Pekan lalu, ada 18 tulisan yang memenuhi kriteria waktu penyetoran. Pekan ini, hanya 14 orang, atau hanya 7,45% dari jumlah anggota yang berhasil membuat tulisan. 

Pada Kamis menulis ini saya belajar membuat puisi. Satu puisi bebas berjudul Bububa Kakuku dan yang satunya lagi puisi tipografi berjudul Berliterasi.

Lalu, siapa yang beruntung mendapat hadiah kejutan?





Daftar sponsor yang memberikan hadiah kejutan setiap pekan adalah:

30 Nov, 3,10,17 Des: Pk.Brian ✅
24 Des: Rita Wati✅
31 Des: Sri Yamini✅
7 Jan: Ari Setyowati❎
14 Jan: Nora✅
21 Jan: Min Hermina ✅
28 Jan : Rita Wati✅
4 Feb.  : Dwi Yuliati✅
11 Feb : Susanto ✅
18 Feb : Sudomo✅
25 feb : Mak Butet/susiarpa✅
4 Mar: Min Hermina✅
11 Mar: Aam✅
18 Mar: Tini Sumartini✅
25 Mar: P D (antologi)✅
1 Apr.  : Bu Sri Sugiastuti ✅
8 Apr. : B. Dwi Yuliati✅
15. Apr : Bu Hermin ✅
22 Aprl Bu Rince W Utami ✅
187Juni : P. Susanto ✅
24.Juni : B.Suyati✅
1 Juli: Rita ✅
8 Juli : B. Suyati ✅
15 Juli : B Sumarjiyati ✅
22 Juli :Sri Yamini -Buku ✅
29 Juli: Jawahir✅
5 Agt : Rahmawati
12 Agt: Supadilah✅
19 Agt : Pipit 
26 Agt. : Bu Ai✅
2 Sep : Nani✅
9 Sep : Ditta ✅
16 Sep : Ditta
23Sep : Nasirun
30 Okt : Syahri
7 Okt: Rizky Kurnia Rahman
14 Okt : Hariyanto
21  Okt : indrakeren
28 Okt : Sri Yamini 
28 Nov : Nora
4 Nov: Jawahir





Share:

Kesayangan Pak Karsono

Kesayangan Pak Karsono

Oleh PakDSus


Dibandingkan dengan temanku yang di ruang tengah, aku lebih dahulu menemani keluarga pak Karsono. Aku merasa disayang. Debu yang menempel di badan dan kepalaku setiap hari dibersihkan. Aku pun tampak selalu bersih dan baru. Beda dengan temanku yang digantung di dinding, dinyalakan dengan cara ditarik dan debu yang menempel di badannya, ya Allaah … tebalnya.

Pagi kemarin aku lihat temanku diturunkan. Hei, rupanya ia rusak lagi dan dibawa ke tukang reparasi langganan pak Karsono. Pada sore hari kulihat ia sudah dipasang dan menyejukkan ruang keluarga pak Karsono malam harinya. Aku bersyukur menjadi kesayangan keluarga pak Karsono, selalu dibersihkan dan tidak pernah rusak.

Minggu sore ini keluarga pak Karsono panik. Leherku sangat panas. Ada bagian yang meleleh. Baling-balingku berhenti berputar. Sejak Sabtu pagi aku ditinggal pergi. Mereka lupa memutar tombol ON ke OFF. Pak Karsono mendekatiku dan segera mencabut kabel listrik dari stop kontak. Aku pun segera dibawa ke bengkel elektronik langganan beliau. Tidak sampai 10 menit, kami pun pulang. Tiba-tiba, mobil berhenti dan … BRAKK …! Aku dilempar ke kotak sampah tepi jalan. Kudengar Pak Karsono mengomel, “Ongkos servis lebih mahal daripada beli!”


Musi Rawas, 17092021

Share:

Berliterasi, Baca Buku (Ba-ku)

Beriterasi

buka                                                            
    buku
        baca
            buku
                baca
                    kata
                        baku
                        buka
                    buku
                baca
            buku
        baca
    kata
baku

                        buka
                    buku
                baca
            buku
        baca
    kata
baku
baku
    baku 
        baku 
            baku 
                baku 
                    baku 
                        baku

baca
    baca
        baca
            baca
                baca
                    baca
                        baca
                        buku
                    buku
                buku
            buku
    buku
buku

Ayo, baca buku!



Musi Rawas, 17 September 2021
Share:

Buka Buku Baku


#KamisMenulis, #Lagerunal, #BelajarPuisi, #BukaBukuBaku

Tulisan ini diikutkan pada kegiatan #KamisMenulis Komunitas Blogger Lagerunal dengan tema "buka buku baku". Ketiga kata itu harus ada dalam tulisan yang dipublikasikan.

Kali ini, penulis mencoba membuat puisi bebas bernuansa spirit literasi.


Bububa Kakuku

Buka, Sayang
Buka lebar-lebar
Baca depan, 
Hingga belakang

        Tilik
        Selisik
        Selidik    
        Madah baku 
        Menganggit esai nan bermutu   

                Buka, Sayang
                Buka lebar-lebar
                Baca depan, 
                Hingga belakang

                        Madah bersayap
                        Kata berbunga
                        Aneka diksi penuh konotasi
                        Kaucipta karya puisi mengguncang hati

                                Buka, Sayang
                                Buka lebar-lebar
                                Jangan hanya depan, 
                                Laju ke belakang

                                Buka buku baru 
                                Ayah beli
                                Siang tadi






Musi Rawas, 16 September 2021


Share:

Kopi untuk Ayahku (Cerpen)

Ayahku senang sekali minum kopi. Kopi yang menjadi kegemarannya adalah kopi hitam. Apa pun mereknya, beliau suka. Apalagi kopi bubuk buatan pabrik lokal dan warna kopinya agak kecoklatan. Kata ayah itu adalah kopi asli. Artinya, kopi itu dibuat tanpa campuran bahan apa pun.


https://www.freepik.com/photos/coffee'>Coffee photo created by azerbaijan_stockers - www.freepik.com
Air Kopi dan Biji Kopi *)

“Ayah, apakah ada kopi yang dibuat dengan bahan tambahan?” tanyaku kepada ayah pada suatu sore.

Ayah menjawab, “Ada, bahan-bahan itu misalnya biji kakao, pinang muda, dan beras.”

“Beras?” tanyaku heran.

“Iya, nenekmu dulu sering membuat kopi bubuk dengan campuran beras,” jelas ayahku.

“Bagaimana cara membuatnya?” tanyaku lebih lanjut.

“Begini, biji kopi dan beras dicampur, kemudian dicuci bersih. Setelah ditiriskan, kopi dan beras itu disangrai hingga berwarna coklat kehitaman. Setelah matang merata dan didinginkan, kopi dan beras yang sudah disangrai itu ditumbuk dan diayak. Kopi bubuk buatan nenek pun siap diseduh dijadikan minuman,” jelas ayahku panjang lebar.

Anganku pun melayang membayangkan nenek menumbuk kopi. Aku hanya bisa membayangkan karena nenekku sudah lama tiada.


Kopi Tumbuk **)

“Tumben, Nisa nanya-nanya. Mau praktik bikin kopi bubuk?” tanya ayah sambil tertawa.

“Nggak, ah. Ntar nggak enak malah mubazir,” kilahku.

Sore itu, suasana hari sedikit mendung. Sang surya yang biasanya bersinar terang terlihat meredup. Bersama ayah kami berkumpul di rumah. Dari ruang tengah tercium aroma pisang goreng. 

“Nisa …! Bantuin Ibu!” teriak ibu dari dapur. Aku pun bergegas ke dapur. Pisang goreng buatan ibu dibentuk seperti kipas. Warnanya kuning kecoklatan. Hmm … baunya membuat perutku minta diisi.

“Bawa ke depan. Ayahmu sudah menunggu,” perintah ibu. Rupanya ayah yang meminta digorengkan pisang.

“Ya, Bu. O ya, boleh Nisa membuatkan kopi untuk ayah?” tanyaku kepada ibu.

“Ya boleh, dong. Tapi tanya dulu ayahmu. Kamu kan belum pernah membuatkan kopi untuk beliau,” kata ibu pula.

Benar juga. Aku memang belum pernah membuatkan kopi untuk ayah. Setelah meletakkan sepiring pisang goreng di meja ruang tengah, aku pun meminta izin untuk membuatkan kopi untuk ayah.

“Nis, kopinya satu sendok makan, gula pasirnya satu setengah sendok makan saja,” pesan ayah.

“Siap, ayah!” aku pun setengah berlari menuju ke dapur. Pesan ayah aku ingat betul. Satu sendok makan kopi ditambah satu setengah sendok makan gula pasir. 

“Bu! Gula pasirnya habis!” teriakku dari dapur. Ruang tengah dan dapur jaraknya tidak jauh. Ibu pasti mendengar teriakanku.

“Iya, pakai gula halus saja!” ibu menjawab dari ruang tengah. 

Segelas kopi manis pun kuberikan kepada ayahku yang sudah cukup lama menunggu. Setelah itu, aku kembali asyik membaca buku cerita. Selesai menggoreng pisang, ibuku kembali menonton sinetron kesukaannya.

Ketika aku sedang asyik membaca buku, tiba-tiba terdengar gelak tawa ibu dan ayah.

“Ha … ha … ha …!” mereka berdua tergelak seakan ada hal yang sangat lucu.

“Nisa, tolong ambil toples gulanya ke sini!” perintah ibu kepadaku sambal menahan gelak.

Tanpa banyak tanya, aku pun segera ke dapur dan mengambil toples gula yang dimaksud.

“Nisa, ini bukan gula halus, Sayang,” kata ibu. Kulihat ayah masih senyum-senyum.

“Pantas ayah tidak meminum kopinya. Ini garam, Nisa, bukan gula halus,” terang ibuku.

Waduh, betapa malunya aku. Pantas mereka tergelak terbahak-bahak. Kulihat kopi di meja depan ayah masih utuh. 

“Untung Ayah mencicip dulu. Kalau tidak, ayah bakalan minum air kopi garam, ha ha …!” kata ayah tidak marah. 

Aku minta maaf. Dalam hati aku berjanji, mulai besok akan sering-sering membantu ibu agar tidak keliru lagi membuat kopi.


Musi Rawas, 14 September 2021 


*) https://www.freepik.com/photos/coffee'>Coffee photo created by azerbaijan_stockers - www.freepik.com

**) https://medialampung.co.id/kopi-tumbuk-lesung-kwt-sehati-bukti-eksistensi-budaya/


Share:

Belum Mengumpulkan Tugas (Cerpen)

 “Aku belum mengumpulkan tugas,” kata Jehan kepada Atika.

“Kenapa? Kalau aku sudah ngumpul kemarin. Awas, loh! Jika ditunda-tunda nanti pekerjaan kita menumpuk,” timpal Atika kepada sahabatnya itu.

“Sebenarnya sih sudah aku tulis. Catatan dan jawaban soal-soal kemarin sudah aku kerjakan. Tapi, aku tidak punya paket. Jadi, aku belum bisa mengirimkan tugasnya kepada Pak Antok.”Jehan menceritakan kesulitan yang dialaminya kepada Atika.

“Nggak punya paket ya beli, dong! Jangan-jangan paketmu habis buat Tik Tok-an,” tukas Atika.

“Ngawur, aku nggak pasang aplikasi Tik Tok lah. Lagi pula, untuk apa juga Tik Tok-an. Mamak aku sedang nggak punya duit. Bapak juga belum gajian. Kata bapakku, buruh bangunan itu gajiannya hari Sabtu. Warung lotek mamakku sedang sepi,” jelas Jehan memberikan alasan.

“Tolong, dong. Tanyakan ke Pak Antok, kalau ngirim tugas dengan hape teman boleh nggak?” pinta Jehan kepada Atika.

“Oh, gitu. Bentar, ya!” Atika pun segera menulis pesan di WA. Isinya menanyakan apakah tugas Jehan boleh dikirimkan dengan HP kepunyaannya.

~Boleh, Atika. Silakan foto dan kirimkan kepada saya. Jangan lupa, catatannya diberi nama~

“Nih, baca sendiri!” kata Atika kepada Jehan sambal menyodorkan HP-nya.

“Alhamdulillaah, aku pulang dulu ya, Tik. Sesudah mandi sore aku ke sini lagi ya?” ucap Jehan sambal berpamitan.

Atika mengangguk. Perlahan punggung Jehan menghilang di kejauhan. Atika masuk ke rumah. Setelah menyimpan hapenya ke dalam lemari, ia bergegas ke belakang rumah karena ibunya memanggil.

***

Setelah mandi sore, Jehan bermaksud ke rumah Atika. Setelah mengambil masker, ia pun segera bersepeda ke rumah Atika. Rumah mereka berdua sebenanrnya tidak terlalu jauh, namun bila ditempuh dengan bersepeda bisa menghemat waktu.

“Tiiiika, Atiiika …!” panggil Jehan di depan rumah Atika.

Lama tidak terdengar jawaban. Ia pun mengulangi memanggil sahabatnya itu.

“Tiiika, Atiiika …!”

Tida juga ada jawaban. Ia pun turun dari sepeda. Perlahan, ia mendekat ke pintu rumah Atika. Lalu dengan tangannya ia mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.

“Tok … tok … tok …! Assalaamu’alaikum!” terdengar bunyi pintu bergantian dengan salam dari Jehan.

Setelah dua kali mengetuk pintu, tiba-tiba muncul seorang perempuan paruh baya dari sebelah rumah Atyka.

“Atika dibawa ke Puskesmas, Nak. Kakinya tertusuk paku dekat kandang ayam belakang rumahnya tadi,” jelas perempuan seusia neneknya.

“Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’un, Atika! Terima kasih, Nek. Saya akan menyusul ke puskesmas!” seru Jehan.

Puskesmas itu tidak begitu jauh dari rumah Atika. Pusat Kesehatan Masyarakat itu masih satu kelurahan dengan tempat tinggal Atika. Jehan memacu sepedanya cepat-cepat. Ia ingin segera bertemu dengan sahabatnya.

“Semoga kaki Atika tidak parah,” batin Jehan.

Tidak lama kemudian, Jehan pun sampai di Puskesmas Mangunharjo. Setelah ia memarkirkan sepedanya di tempat parkir, ia pun segera ke ruang rawat inap. Ia sudah cukup hapal. Ibunya pernah dirawat di sini ketika melahirkan adiknya.

“Bu, boleh saya bertemu dengan pasien bernama Atika?” tanya Jehan kepada petugas.

“Adik ini, siapa?” tanya petugas pula.

“Saya temannya, Bu. Tadi ke rumahnya, ketuk-ketuk pintu tidak ada orang. Kata nenek sebelah rumah, Atika dirawat di sini karena kakinya luka,” jelas Jehan.

Akhirnya, dengan diantar petugas, Jehan menemui Atika.

“Maaf, Jehan. Aku tidak bisa menolongmu,” kata Atika lirih. Bibirnya terlihat seperti sedang menahan rasa sakit.

“Nggak papa kok, Tik. Maaf kan aku juga, telah merepotkan kamu. O ya, bagaimana lukanya, Bu De?” jawab Jehan seraya bertanya kepada ibu Atika.

“Tidak apa-apa, hanya perlu dibersihkan dan dibalut agar tidak infeksi. Kalau tidak demam, besok Atika sudah boleh pulang,” jelas ibu Atika.

“O ya, katanya mau ngirim tugas ke pak guru? Sini Bu De fotokan. Atika tadi siang menceritakan kesulitanmu.” Ibu Atika menawarkan diri untuk membantu mengirimkan tugas kepada gurunya.

“Terima kasih, Bu De, tidak usah. Besok lain kali saja. Yang penting, Atika sembuh dulu,” jawab Jehan dengan sopan.

“Nah, pulangah. Nanti orang tuamu cemas. Hari ini sudah sore. Doakan Atika cepat sembuh, ya?” kata ibu Atika memberi nasihat.

“Iya, Bu De. Saya pamit dulu. Atika, aku pulang dulu, ya. Semoga cepat sembuh, sabahabatku,” kata Jehan berpamitan.


Sumber: https://blogsusanto.com/belum-mengumpulkan-tugas/

Share:

#SeninBlogWalking 13 September 2021

#SeninBlogWalkingLagerunal


Setiap Senin, Legerunal menggelar #SeninBlogWalking, "berjalan-jalan" dan berkomentar pada tulisan yang dikirimkan ke Grup Whatsapp. Edisi 13 September 2021 menampilkan para penulis sebagai berikut:

3. Sumarjiyati

http://81-atik.blogspot.com/2021/09/berbagi-itu-indah.html

4. Sri Sundari

https://srisundaricaturutami.blogspot.com/2021/09/berbagi-itu-wajib.html

5. Ambu Tini, tulisan lama blm sempat diposting😁 

6. Muliadi 

7.  Aan : 

8. Wety

9. Herni Sunarya Banah 

10. Mister Beje 

13. Pak Iroen

14. Supadilah

15. Mazmo 

16. Ai Setiawati

17. Endahwin 
Apa itu Swasunting
Para penulis hrs tahu ini... 


Silakan pembaca berjalan-jalan dan meninggalkan komentar di sana. Semoga #SeninBW yang akan datang pengikutnya semakin banyak. Tidak menulis, kok. Setor tulisan lama pun, tidak mengapa.


Share:

Jus Jagung



 

Jus Jagung

Oleh Susanto

“Bu, hari Sabtu besok aku bawa jagung rebus sekalian blender ke sekolah, ya!” kata Manto kepada istrinya. Benar saja, pagi-pagi di hari Sabtu Manto sudah bersiap. Blender ia masukkan di dalam bagasi motor. Jagung pipil rebus dimasukkan ke wadah dan digantung di bawah setang motor. Sesampai di sekolah, Manto dengan ramah mengajak teman-temannya minum jus jagung manis, jagung dari daerah Curup, Rejang Lebong, Bengkulu.

Pada jam istirahat, Manto bergegas dari kelas menuju kantor guru. Ia akan membuat jus jagung manis seperti yang biasa ia lakukan di rumah. Setelah itu, ia akan bercerita tentang manfaat jus jagung seperti yang pernah ia baca di internet.

Sampai di kantor guru, Manto melihat rebusan jagung pipilan di dalam wadah masih utuh. Salah seorang guru sepuh meminta maaf. Ia mengatakan bahwa mereka berterima kasih atas oleh-oleh Manto. Namun, bukan menolak melainkan tidak terbiasa meminum jus jagung jadi tidak ada yang mencoba membuat. Mendengar itu, manfaat jagung manis di dalam kepala Manto yang akan ia ceritakan, ambyar.      

#pentigraf

Share:

Sang Robot Guru

Robot Guru

Oleh Susanto

Anak orang super kaya itu piatu. Ibunya meninggal arena kecelakaan tunggal. Seperti teman-temannya, ia pun belajar daring. Wabah Corona telah menutup pintu gerbang sekolahnya. Ayahnya khawatir, anaknya tidak belajar dengan baik karena tidak ada yang mengawasi. Sementara, pekerjaannya menuntutnya meninggalkan rumah. Agar ada yang menemani anakya belajar dan bebas dari risiko tertular virus, sang ayah menyewa robot canggih untuk mendampingi anaknya menuntut ilmu.

Sang anak bukan anak biasa. Ia anak yang cerdas. Apa yang diterangkan sang robot guru dengan mudah dipahami. Setiap kali berhasil menyelesaikan kuis sang Robot Guru selalu memuji.

"Ayah, beri aku ibu lagi atau temani aku belajar!" si anak orang super kaya merengek kepada ayahnya sambil memeluk perut ayahnya yang masih terbungkus jas dan dasi. Robot guru tidak pernah marah, bahkan selalu memuji setiap berhasil menyelesaikan tantangan. Akan tetapi, senyumnya kaku dan suaranya monoton datar. 


#dekonstruksi #pentigraf

https://susanto232426.gurusiana.id/article/2020/11/robot-guru-1034250

Share:

#KamisMenulis 9 September 2021

Para Penakluk Tantangan #KamisMenulis 9 September 2021

Admin kegiatan #KamisMenulis edisi tanggal 9 September 2021 telah mengundi beberapa tema. Tara ... tema yang kelar adalah antre. Kata antre menjadi tema sekaligus bagian dari judul karangan.

Info Grup WA Cakrawala Blogger Guru Nasional, diakses pada tanggal 10 September 2021 pukul 14.18 waktu Musi Rawas, Sumatera Selatan, anggota Lagerunal berjumlah 187. Bertambah satu dari jumlah pekan lalu. 

Yang berhasil menyetorkan naskah untuk kegiatan #KamisMenulis09092021 adalah:

LIST POSTINGAN #KamisMenulis :

1. Supadilah

2. Endahwin  Antre=Refreshing

3. E. Hasanah

4. Mister Beje 

5. Rosminiyati

6. D Sus 

7. Rizky Kurnia Rahman

8. Sumarjiyati

9. Mazmo 

10. Sriwati

11. Ambu Tini 

12. Muliadi

13. Pak Iroen

14. Ai Setiawati

15. Marinan.

16. Hariyanto

17. indrakeren

18. Suyati

Pekan lalu, hanya 17 tulisan yang memenuhi kriteria waktu penyetoran. Pekan ini, seperti jumlah anggota yang bertambah satu, banyaknya tulisan pun bertambah satu. Meskipun demikian, masih ada yang menyusul pada hari Jumat. Tidak mengapa, hanya tidak diikutkan dalam undian hadiah mingguan.

Tulisan Ibu Herny S.B. https://hernisbanah.blogspot.com/2021/09/belajar-sabar-dari-budaya-antre.html menjadi karya terakhir yang dikirimkan. Antre ya, bukan antri seperti lazimnya diucapkan dalam bahasa lisan.

Ragam Tulisan tentang Antre

Jika kita buka tautan di atas satu demi satu, tulisan minggu ini cukup beragam. Ada artikel, reportase, puisi, dan cerpen tiga paragraf asli tulisan peserta maupun dekonstruksi pentigraf rekan lain.

Beragam, menarik, dan sebagian kutipan kaliamt yang ada dalam tulisan itu menjadi bahan diskusi yang tidak menghakimi di grup. hasil diskusi menjadi tambahan pengetahuan untuk diterapkan pada tulisan selanjutnya.

Selamat kepada pemenang dan para penakluk rasa takut dan malas menulis.


Share:

Pengikut Diksi

Beli Domain Banyak Discount

www.domainesia.com

Postingan Populer

Label

Recent Posts

Theme Support

Butuh bantuan kami untuk upload atau kustomisasi Template blog ini? Hubungi Saya dapatkan detail kustomisasi tema yang Anda butuhkan.