• Diksi 1

    Halaman SDN Mataram Musi Rawas Mei 2024

  • Diksi 2

    SMP Terbuka TKB Batu Kucing Musi Rawas (Sekarang, Musi Rawas Utara)

  • Diksi 3

    Kegiatan Akhir Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9

  • Diksi 4

    Rumah Virus Literasi (RVL) Kopdar 2

  • Diksi 5

    Kota Kenangan

Pantun Nasihat

Abaya (Sumber: tokopedia.com)






Pantun Nasihat
Oleh: Bu Kanjeng 

 1.Pergi ke pasar membeli abaya,
   Dipilih yang halus dan cantik.
   Jadilah penyemangat penuh upaya
   Disayang teman karena simpatik
.
 2.Bunga melati harum di taman
   Mekar mewangi indah dipandang.
   Jaga tutur kata yang sopan,
   Agar hati penuh kasih sayang

 3. Bulan terang di saat purnama
   Cahayanya indah menembus hati
   Jadilah inspirasi bagi sesama,
   Sebagai pembelajaran sejati

 4 Burung berkicau di dahan rindang,
   Suaranya merdu menggema di teras
   Tersenyumlah obati yang bimbang
   Memberi nasihat hati yang keras

 5. Air jernih mengalir di kolam
   Banyak ikan berjoget gembira
   Hati bersih harus ditanam
   Jangan pernah banyak bicara

 6.Pelangi muncul setelah hujan,
   Warna-warni indah dipandang 
   Fokuslah pada satu tujuan
   Jangan  sampai asa terhalang

 7.Gunung Merapi tinggi menjulang
   Kokoh berdiri di balik cahaya
   Semua janji harus dipegang
   Jadilah orang yang dipercaya

 8.Laut luas simpan berjuta rahasia,
   Gelombangnya bergulung-gulung.
   Hidup ini jangan disia-sia
   Jadilah pribadi tangguh dan ulung

 9. Bulan purnama bersinar terang,
   Menerangi gelapnya malam.
   Jadilah teladan untuk banyak orang 
   Jangan dekati perbuatan haram

 10.Kupu-kupu cantik tersenyum manis
   Menghisap madu dengan ceria
   Nikmatilah hidup dengan optimis
   Dengan penuh syukur dan bahagia 

Surakarta Hadiningrat, 11 November 2024








Menyemai dan Menuai
Oleh: Sri Sugiastuti 

manisnya kata muluskan hajat
ilmu memikat penuhi hasrat
bangga saat berkhianat
demi ambisi syahwat mencuat
kau semai dengan licik

seribu ucap berbuih
licinnya lidah penuh rayuan
kapan kan tunaikan janjimu
belasan purnama  aku menunggu
harap cemas bermain di kening

jangan salahkan
bila ada coreng di wajah
citramu hancur
netizen menghakimi
saatnya menuai
ada murka-Nya
berakhir pada sesal
tak berujung 

Soloraya, 31 Juli 2024


Penghuni Rumah Kosong
Rita Audriyanti

 ​“Saya berenti, Pak. Gak kuat kerja di sini. Saya digodain terus. Kepala perempuan itu selalu nongol dari jendela. Ini sudah tiga kali. Saya takut,” kata Slamet sambil memasukkan pakaiannya ke dalam ransel lalu bergegas numpak ojek yang sudah menunggu.
 ​
Ipin melepas Slamet sampai hilang di ujung gang. Dibuangnya puntung rokok di selipan jarinya.

 ​“Gitu aja takut.” Ipin berguman dengan senyum miring. Cuma dia satu-satunya tukang yang masih berani tidur di lokasi kerja. Dua malam lalu, Ipin nekad mengejar sosok perempuan ke arah kamar utama di lantai dua. Sosok berambut panjang itu cekikikan. Ipin ingin menjambaknya. Begitu tiba di depan kamar, sosok gaib itu hilang membentuk gumpalan asap.

 ​“Gila kau, setan!” teriak Ipin marah. 

Tak sengaja, matanya tertuju ke lantai.

 ​“Rambut siapa ini? Pasti kuntilanak itu!” 

Dipungutnya lalu dimasukkan ke dalam dompet.
 ​
Tukang terus datang dan pergi. Sunik, tukang paling muda berbadan ceking, baru dua hari bergabung. Ipin mengajaknya tinggal bersama. Sunik mau. Malam hari, keduanya menghabiskan waktu sambil ngobrol. Api unggun dari sisa kayu menghangatkan malam dan mengusir nyamuk. Tapi, mata Sunik selalu melirik ke arah kamar mandi. Seperti ada orang.
 ​
“Iya, Mas, sebentar,” tiba-tiba Sunik berkata sambil mengangguk ke arah kamar mandi.
 ​
“Siapa?” tanya Ipin.

​ “Itu, Mas Tarjo. Tukang aduk semen. Dari saya datang ngajak ngobrol mulu,” kata Sunik bangkit menuju kamar mandi tempat penyimpanan semen dan cangkul.
 ​
Ipin kaget. Tarjo? Ia sudah lama meninggal. Tarjo jatuh dari lantai sepuluh waktu sama-sama membangun apartemen.
 ​
Kejadian yang sama terulang lagi malam-malam berikutnya. Sunik asyik bercengkrama dengan Tarjo di depan kamar mandi. Ipin membiarkan. Kata Sunik, siang hari Tarjo ikut bekerja walau tanpa bicara. Tukang yang lain tidak ada yang tahu.
 ​
“Sunik, Tarjo malam ini di sini lagi, gak?” tanya Ipin penasaran.

 ​“Katanya sudah izin mandor pulang kampung.”
 ​
Malam terakhir sebelum serah terima kunci, Ipin mengecek semua kamar. Begitu pintu kamar utama dibuka, Ipin meloncat kaget. Ada sosok perempuan tepat di hadapannya. Berhadap-hadapan. Separuh wajahnya tertutup rambut dan sebagian lagi penuh darah. Saking kagetnya, Ipin jatuh terduduk. Lemas. Dari lantai bawah, Sunik mendengar suara seperti orang jatuh.
 ​
“Mas…” Sunik berlari ke arah Mas Ipin.

 ​Ipin berusaha bangun tapi tak berdaya.

 ​“Kenapa, Mas? Pusing? Kubuatkan kopi, ya?” Ipin mengangguk pelan. Sunik membantunya berdiri.
 ​
Renovasi sudah selesai. Pak Ryan dan Bu Sinta menginap, menikmati rumah baru. Malam itu hujan rintik disertai angin kencang membuat dahan pohon berayun-ayun. Suara anjing tetangga melolong. Beberapa kali terdengar suara mendehem dekat kamar mandi. Bu Sinta menoleh tapi tidak ada siapapun.
​ 
Hari semakin malam. Obrolan suami isteri ini sudah ke sana ke mari. Mata keduanya pun semakin berat. Akhirnya, mereka tertidur di ruang tamu, di sofa masing-masing. ​

Baru saja keduanya terpejam, terdengar suara ‘cekrek’ empat kali disertai lampu padam lalu nyala lagi. Bu Sinta membuka mata. Diintipnya stop kontak sumber suara. Tidak ada sesiapa. Bu Sinta mulai takut. Lalu ia menutup sekujur tubuhnya dengan selimut.
 ​
Saat sarapan, Bu Sita bertanya, “Semalam ada yang mainin lampu, Pak. Dimatiin. Diidupin. Matiin. Idupin lagi.”
 ​
“Loh. Kirain Ibu yang lakuin…”
 ​Bu Sinta kaget. Ia tersedak.


Jakarta, 30/7/2024


Pesantren 

Oleh: Ari Susanah

Hari ini tepat dua minggu putri sulung kami yang baru lulus dari bangku sekolah Dasar belajar di pesantren. Sesuai dengan peraturan pesantren yang berlaku saat ini, sebelum 40 hari seluruh santri dilarang untuk dikunjungi. Tak terkecuali dengan putri kami. 

Namun Senin kemarin, salah satu pengurus memberi kabar kepada kami bahwa orang tua wali murid diizinkan untuk menelpon. Bahkan lebih dari itu, kami diizinkan menggunakan video call. Senang sekali rasanya bisa melihat putri sulung kami bertambah dewasa dan mandiri. 

Namun sayangnya saya lupa menanyakan batas waktu untuk menelpon. Yang saya tahu hanya bisa melakukan komunikasi setelah jam pulang sekolah. Kira-kira sekitar lewat pukul 14.30.

Saya sengaja menunggu suami pulang mengajar terlebih dahulu. Suami saya biasa pulang mengajar pada pukul 17.30. Langsung seketika suami pulang, saya langsung mengirim chat pada nomor pengurusnya. Saya sampaikan bahwa kami baru sempat menelpon. Dan ternyata langsung mendapatkan respon balasan. Akan tetapi di luar perkiraan saya. Jam batas waktu untuk menelpon telah usai. Kami diminta untuk menelpon minggu selanjutnya. 

Rasanya kecewa dan sedikit menyesal, mengapa tidak dari tadi-tadi siang tanpa menunggu Abinya pulang terlebih dahulu. Kasian juga sulungku pikirku dalam hati.

Tiba-tiba handphone sayapun berdering. Dari arah sana pengurus memberi tahu bahwa kami mendapat dispensasi untuk kali ini. Karena mungkin baru pertama kali bisa menelpon. Kami diberikan waktu 5 menit untuk bisa berkomunikasi. Dan juga karena mungkin pengurus yang saya belum kenal namanya tersebut tahu bahwa sulung kami begitu berharap bisa bertemu dengan orang tuanya meskipun hanya lewat video call.

Setelah dapat tersambung dengan putri kami, rasa haru pun menyeruak dan meleleh  air mata kami. 5 menit rasanya cukup untuk membayar rasa rindu kami. Juga karena sebentar lagi adzan Maghrib akan berkumandang. Kami bersyukur telah diberikan waktu untuk berjumpa lewat video call.

Sehat selalu untuk Sholehahku, putri sulungku. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan ilmu dan perlindungan untuk nya. Aamiin ya rabbal alamiin 

Tambun Selatan, 30 Juli 2024



Mendekap Malam

Jumantara tersaput mega
Kegelapan menyelimuti bentala
Siang berkawan baskara
Berganti malam bertabur gemintang

Malam menyiratkan keheningan
Menyimpan sepi dan tenang
Tempat mengistirahatkan raga 
Serta jiwa yang nendekap malam

Duhai, malam begitu memikat!
Binar bintang memunjukkan pesonanya
Menemani hati menginstropkesi diri
Atas tindak tanduk hari ini

Elegi Senja

Kala itu
Hari menuju sandyakala
Gurat merahnya menghiasi mega
Tampak elok memikat mata

Keindahannya menjadi penanda
Kau pergi tanpa berpamitan
Bagai daun yang berguguran
Perlahan meninggalkan rantingnya

Kulepas kau dengan sejuta kenangan
Pada ribuan hembusan nafasku yang begitu menyesakkan
Canda tawamu dahulu adalah milikku
Tapi kini telah sirna bagai titik-titik kehilangan temu

(Dyah Imani)




Tulisan 2 : Digitalisasi, Transformasi Administrasi

Oleh. Syaiful Hidayat

Di era digital ini, transformasi administrasi menjadi kebutuhan yang mendesak bagi berbagai sektor, baik itu pemerintahan, bisnis, maupun pendidikan. Digitalisasi administrasi bukan hanya tentang mengubah format dokumen dari kertas ke digital, tetapi juga melibatkan perubahan proses, budaya, dan cara kerja yang lebih efisien dan efektif. Transformasi ini memiliki dampak signifikan terhadap berbagai aspek, mulai dari efisiensi kerja hingga peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Klik untuk dibaca https://syaiful-hidayat.my.id/2024/07/30/tulisan-2-digitalisasi-transformasi-administrasi/ 




 Lidah Mertua
Oleh: Sri Sugiastuti 

Senyum manis bernada sinis
Hiasi ruang lembab 
Kata orang kau
Si pembawa sial 
Kata orang kau 
dewi keberuntungan
Hatimu tegar 
Tak peduli orang mencibir

Lidah Mertua 
Tetap memesona
Saat semua orang bilang
Kau berbisa dan tak berguna 
Di tepi jalan kaulah penyerap racun

Manusia hanya bisa mencerca
Melihat dari kasat netra
Menipis rasa percaya
Berpikir tanpa rasa
Ambyar

Soloraya,  31 Juli 2024


RUMAH TAHANAN

@srirahayu

kokoh berdiri
angkuh
dingin
sepi di tengah
keramaian
membalut duka
penghuninya
menyesal 
tanpa daya
terpenjara
bersimpuh
melangitkan doa
taubatan nasuha
Kebonsari, 30.07.2024
P.2.0
TAHANAN KOTA
@srirahayu
aturan menjerat
atas tindakan
tak terduga
terlena
tak berizin
menjejakkan kaki
menerobos batas
cakrawala
terperangkap
menghiba
Kebonsari, 30.07.2024
P.2.0
TAHANAN RUMAH
@srirahayu
kebebasan 
terampas
penguasa
mengatur
kehidupan
maya
dalam keburaman
meraih kemerdekaan
semu 
keluarga mengekang
gamang bertindak
menjelang senja
tak berdaya
Kenonsari, 30.07.2024
P.2.0
Share:

KELO MRICO KULINER SEHAT DARI PANTURA TIMUR

Foto kiriman Suprihationo Sardi (GWA RVL)


KELO MRICO KULINER SEHAT dari PANTURA TIMUR 
Oleh: Suprihationo Sardi 

Teman-teman yang suka kuliner sehat,
berikut ini saya bagikan resep dan cara mengolah masakan KELO MRICO.

Resep ini telah kami ikutkan lomba memasak komunitas ibu-ibu PKK di Baki dan meraih pemenang  dua

Selamat memasak.

📝 Bumbu:
Jinten, jahe, kunyit, brambang, bawang, trasi, lombok, daun Salam, sere, laos, daun Jeruk, asam jawa, tomat ijo, tanpa digongso.

📝 Bahan:
Ikan tuna/tongkol/sembilan. ikan berdaging tebal.
Ikan tidak perlu digoreng.

📝 Cara Memasak :
siapkan bumbu yang sudah dihaluskan, rebus air, setelah mendidih masukkan bumbu, daun salam,  lalu langsung ceplungkan ikan ke kuah yang sudah dibumbui.  Rempahnya yang berani biar tidak amis. Setelah mendidih 10 menit kecilkan api lalu matikan. Masakan siap dihidangkan bersama sayur asem glandir.

🤝 Semoga bermanfaat 🙏

Saran:
Agar daging ikan tidak hancur, setelah matang ditiriskan. Hidangkan dengan kuah yang dihangatkan kembali.

Salam kuliner sehat bahagia senantiasa.




Postingan bersumber dari Grup WA RVL (Rumah Virus Literasi)
Share:

Pantun Sindiran

 

Sumber gambar: freepik.com


Pantun Sindiran

Oleh: Bu Kanjeng 


 1.Pergi ke pasar membeli tomat,

   Tomat dimasak sambal terong

   Bersikaplah penuh hormat

   Bila ingin banyak ditolong


 2. Burung merak berbulu jelita

   Menari-nari di taman bunga.

   Kau banyak janji tak pernah nyata,

   Hatiku sakit, bagai luka menganga


 3. Bulan purnama bersinar terang,

   Cahayanya menerangi malam.

   Katanya sayang, kok tak datang,

   Hatiku kecewa, terasa kelam.


 4.Kuncup bunga tumbuh sehat

   Harum semerbak undang lebah.

   Kau bilang setia, tapi khianat,

   Hatiku hancur, bagai kaca pecah.


 5. Laut luas menyimpan jutaan ikan,

   Pasir putih membentang luas.

   Kau banyak omong, tanpa tindakan,

   Hatiku bosan, bagai makan kapas.


 6.Pergi ke gunung mencari durian,

   Durian jatuh mengenai perut

   Kau sok tahu, padahal salah jawaban,

   Hatiku geli, seperti melihat badut.


 7. Badai datang rumah roboh

   Rumah diperbaiki setelah hujan.

   Kau sok pintar, padahal bodoh

   Hatiku muak, kau banyak alasan


 8. Bintang gemilang hiasi malam

   Cahayanya indah dipandang mata.

   Kau sok kaya, padahal hidupmu kelam,

   Hatiku miris, melihat itu nyata


 9.Bunga mawar tumbuh di pagar

   Harum semerbak menyegarkan.

   Kau sok baik, padahal sangar,

   Hatiku sakit, bagai digigit macan


 10. Pergi ke sungai mencari udang,

   Udang dimasak sup berkuah 

   Kau sok bijak, padahal curang

   Hatiku geli, seperti melihat rubah


Surakarta Hadiningrat, 11  November 2024


Sumber: Grup WA Rumah Virus Literasi

Share:

Bunga di Meja Guru (Pentigraf)

Sumber: freepik.com


BUNGA DI MEJA GURU 

Oleh: Telly D 


Di sudut ruang kelas, Ibu Anisa duduk di mejanya, menatap bunga mawar merah muda yang terletak rapi dalam vas kristal. Bunga itu adalah hadiah dari salah satu siswanya, yang selalu mengaguminya diam-diam. Setiap kelopak bunga tampak seperti bisikan halus dari perasaan yang tak terungkapkan. Ibu Anisa adalah sosok yang selalu menyembunyikan hatinya di balik senyum dan kesabarannya mengajar, namun bunga ibarat  cermin yang memantulkan kerinduan pada sesuatu yang tak bisa ia ungkapkan.


Hari itu, suasana di kelas terasa hening. Semua siswa sibuk dengan tugas, kecuali Rian, yang terlihat mencuri pandang ke meja Ibu Anisa. Rian, yang biasa pendiam, tampak berbeda. Setiap kali mata mereka bertemu, ada rasa yang tak bisa dijelaskan. Ketika pelajaran berakhir, Rian mendekati meja Ibu Anisa dan dengan gugup. Mata Ibu Anisa terpejam sejenak, mencoba menahan gejolak yang tiba-tiba muncul dalam dada.


Tiba-tiba, Rian menunduk dan membisikkan  sesuatu yang lebih mengejutkan dari sekadar perasaan yang tersimpan: "Aku akan pindah sekolah, Bu. Itu bunga terakhir yang bisa aku beri." Ibu Anisa terdiam, seakan waktu terhenti. Ternyata, bunga di mejanya adalah sebuah pesan perpisahan yang lebih dalam dari sekadar keindahan.


Makassar, 9 November 2024


Sumber: GWA Rumah Virus Literasi

Share:

Selamat Datang Mahasiswa Baru Program Pascasarjana UMM Tahun 2024

Foto: https://www.twibbonize.com/mabapascasarjanaumm2024?step=2


Admin GWA Pacsa Angkatan Ganjil 2024/2025 UMM mengirimkan pesan berikut.

SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU PASCA UMM!! 

Mari kita meriahkan Masa Orientasi Mahasiswa Baru Pasca UMM pada 14 Sept 2024 dengan membuat Twibbon ini! 

Saya pun segera membuat. Karena masih ada tanda air, saya pun menebus agar tanda air Twibbon hilang. Setelah jadi, hmm ... ikutan meramaikan dan memeriahkan MOMB Pasca UMM.

Sebelumnya, admin memberitahukan:

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kepada Yth. Bapak dan Ibu Mahasiswa Baru Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang telah diterima di Semester Ganjil 2024/2025 berikut kami kirimkan:

1. Undangan Orientasi Mahasiswa Baru

2. Bagi Bapak dan Ibu hadir yang Offline (nama terlampir dan mengisi melalui Goform) dipersilahkan lansung hadir di Aula Lt 9A)

2. Bagi Bapak dan Ibu yang hadir secara online menggunakan Virtual Background dan link zoom sebagaimana berikut:

Demikian pemberitahuan dari kami terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.

Wassalamualaikum Wr. Wb. 

Semoga senantiasa sehat selalu🫶🙏 PAN-PMB UMM.







Selamat mengikuti Orientasi pada tanggal 14 September 2024.


Musi Rawas, 12 September 2024
PakDSus








 

Share:

Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 di Hotel Wyndam, Palembang


Berikut dokumentasi kegiatan Pengajar Praktik dan Fasilitator PGP Angkatan 9 BGP Sumatera Selatan. 



Share:

Dunia Tidak Selalu Manis

Cahayu Bersama Eyang Kakung-Putri dan Tante Iwi



Cahayu, cucuku yang cantik. hari ini ayah Bagus mengirimkan video. Cahayu diberi seiris tipis lemon. Lalu, kamu tanpa ragu menggigit dan ... raut mukamu merespon dan membentuk mimik yang menunjukkan bahwa rasa lemon yang baru saja kamu gigit sangat masam. 

Meskipun tahu irisan leon itu rasanya masam, namun kamu masih mencobanya. Seolah ingin menaklukkan bahwa lidahmu mampu mengalahkan rasa masam. 

Hari ini, 10 September 2024 usiamu sembilan bulan sepuluh hari. Sebelumnya makanan yang masuk ke dalam mulutmu didominasi dengan rasa manis dan juga asin atau gurih. Kamu menikmati dan asupan nutrisi yang Mamah dan ayahmu berikan mengantarkanmu menjadi gadis kecil periang.

Hari ini ayah bagus memberimu makanan yang mungkin kamu mengira rasanya seperti biskuit. Namun, kenyataannya, irisan lemon itu terasa asam. Brrr ... lucu sekali mukamu menunjukkan ekspresi manahan asam.  

Begitulah hidup. Ayah bagus ingin menunjukkan satu rasa bahwa hidup tidak selamanya manis dan gurih. Ada kalanya masam.

Mungkin, suatu saat ayah bagus akan mengajkmu mencicipi rasa lainnya. Selamat bereksplorasi, cucuku ayuku, Cahayu Eka Putri Bagus Aji Santoso.







Share:

Rekaman Tulisan Dialog dalam Grup WA (2)

Tulisan berikut berjudul: Proyek Sukses, Makan Malam Gelap.

Saya pun menuju tautan yang diberikan penulis: https://syaiful-hidayat.my.id/2024/06/24/proyek-sukses-makan-malam-gelap/

Proyek Sukses, Makan Malam Gelap

Oleh. Syaiful Hidayat

Minggu malam itu adalah awal dari sebuah petualangan singkat tapi penuh makna bagi saya dan beberapa teman. Kami memutuskan untuk berangkat ke luar kota demi menyelesaikan sebuah proyek yang sudah cukup lama ditunggu-tunggu. Sejak awal, kami tahu bahwa perjalanan ini akan penuh tantangan, tapi semangat kebersamaan dan tujuan untuk sukses membuat kami tetap bersemangat.

Kami berangkat setelah salat Subuh, dengan langit masih gelap dan udara pagi yang segar. Mobil kami melaju pelan meninggalkan kota Surabaya yang masih tertidur. Suasana di dalam mobil dipenuhi canda tawa dan cerita-cerita ringan untuk mengusir kantuk. Perjalanan ini terasa spesial, karena kami tahu bahwa di ujungnya ada sebuah pencapaian yang menunggu.

Sesampainya di luar kota, kami langsung menuju lokasi proyek. Waktu yang sempit memaksa kami untuk bekerja dengan cepat dan efisien. Tantangan demi tantangan muncul silih berganti, tapi berkat kerjasama yang solid, semua dapat kami atasi. Setiap orang memiliki peran masing-masing, dan semuanya berkontribusi dengan maksimal. Pekerjaan yang seharusnya memakan waktu berhari-hari, berhasil kami selesaikan dalam sehari. Alhamdulillah, usaha kami tidak sia-sia. Masing-masing dari kami mendapatkan bayaran yang setimpal dengan kerja keras yang telah kami lakukan.

Malam pun tiba, dan kami memutuskan untuk makan malam sebelum kembali ke kota Surabaya. Sekitar pukul 19.30, kami melihat sebuah warung makan di pinggir jalan yang tampak menarik. Perut yang keroncongan membuat kami tidak berpikir panjang untuk segera mampir dan memesan makanan. Namun, ketika kami sedang asyik menunggu pesanan, tiba-tiba lampu di warung itu padam. Suasana yang awalnya hangat dan terang benderang, mendadak berubah menjadi gelap gulita.

Kami semua terdiam sejenak, mencoba menyesuaikan mata dengan kegelapan yang mendadak menyelimuti. Pemilik warung segera mengeluarkan lilin dan menyalakannya, menciptakan cahaya temaram yang membuat suasana menjadi sedikit lebih nyaman. Walaupun kondisi ini jauh dari ideal, kami mencoba menikmati momen tersebut. Makan malam dalam keadaan mati lampu memberikan pengalaman yang unik. Kami tertawa dan bercanda, memanfaatkan situasi yang ada.

Perlahan-lahan, kami mulai menyadari bahwa kegelapan ini justru memberikan kesempatan bagi kami untuk saling berbicara lebih dekat, tanpa terganggu oleh gadget atau hal lain yang biasa menyita perhatian. Obrolan kami mengalir lebih hangat, membicarakan rencana masa depan, harapan, dan mimpi-mimpi yang ingin kami capai.

Tak lama kemudian, lampu kembali menyala. Sontak warung itu kembali terang, dan kami dapat melanjutkan makan dengan lebih nyaman. Namun, momen kebersamaan dalam kegelapan itu meninggalkan kesan mendalam bagi kami semua. Ada rasa syukur yang tumbuh dalam hati kami karena bisa melalui hari yang panjang dan penuh tantangan dengan baik, dan bisa mengakhirinya dengan kebersamaan yang hangat.

Setelah makan malam, kami melanjutkan perjalanan pulang. Dalam perjalanan, kami kembali mengenang kejadian di warung tadi. Kami tertawa, bercanda, dan saling menguatkan bahwa momen-momen seperti itulah yang membuat hidup terasa lebih berwarna. Pengalaman tersebut mengajarkan kami untuk selalu bersyukur, tidak hanya pada saat-saat terang benderang, tetapi juga dalam kegelapan sekalipun. Setiap momen, baik suka maupun duka, memiliki nilai yang berharga jika kita mampu melihatnya dari sisi positif.

Malam itu, kami tiba kembali di kota dengan hati yang penuh. Perjalanan yang melelahkan terasa sepadan dengan pencapaian dan kenangan yang kami dapatkan. Pekerjaan yang selesai dengan baik, bayaran yang cukup, dan momen kebersamaan yang berharga, semuanya menjadi bagian dari cerita yang akan selalu kami kenang.

Perjalanan ini mengingatkan saya akan pentingnya persahabatan dan kerjasama. Di saat-saat sulit, keberadaan teman-teman dapat memberikan kekuatan dan semangat. Kami belajar bahwa setiap tantangan dapat diatasi dengan kebersamaan dan tekad yang kuat. Perjalanan singkat ini bukan hanya tentang menyelesaikan proyek, tapi juga tentang mempererat hubungan dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan.

Begitulah, malam Minggu itu menjadi salah satu pengalaman berharga dalam hidup saya. Sebuah perjalanan ke luar kota yang penuh dengan kerja keras, tawa, dan kebersamaan. Sebuah cerita yang akan selalu saya kenang sebagai salah satu bukti bahwa hidup ini penuh dengan kejutan dan pelajaran, serta bahwa setiap momen, seberapapun sederhana atau sulitnya, memiliki keindahan tersendiri.


Catatan Syaiful, 24 Juni 2024

Share:

Rekaman Tulisan Dialog dalam Grup WA

Berikut ini adalah salinan tulisan yang ada di Grup WA Rumah Virus Literasi (RVL). Salin dan menempelkan? Tentu saja. Akan tetapi saya ingin mendokumentasikan agar tidak berlalu begitu saja. Nama dan link blog (apabila ada di blog pribadi penulis) akan disertakan. 

Mulai edisi kali ini tulisan di GWA saya kutip di blog ini. Jika penulis meminta admin menghapusnya, akan saya hapus.

Tulisan Bu Kanjeng Sri Sugiastuti

Menakar Geliat Guru Penulis

Oleh: Sri Sugiastuti 

Guru Penulis menginspirasi dan mengubah dunia melalui tulisan (Sri Sugastuti)

Era digital semakin maju, peran guru mengalami transformasi yang signifikan. Guru tidak hanya sebagai pendidik di dalam kelas, tetapi banyak guru kini juga berperan sebagai penulis.  Guru Penulis  menyebarkan pengetahuan dan inspirasi mereka melalui tulisan. Takmheran Tak heran bila fenomena "Guru Penulis" ini berhasil memperkaya dunia pendidikan dan membuka cakrawala baru dalam penyebaran ilmu dan pengalaman.

Saat ini banyak diminati kelas menulis baik daring mau pun luring yang diikuti guru. Guru yang sadar akan manfaat menulis memiliki kesempatan untuk memperluas wawasan dan menguasai dunia literasi. Apalagi bila para guru bisa menikmati proses belajar menulis dari apa yang dikuasai dan sukai. Kemudian mereka juga menjaga silahturahminya di komunitas menulis yang diikuti, mereka bisa berlari cepat menjadi penulis andal, atau berproses menurut hukum alam yang berlaku.

Guru menulis memiliki peluang menulis praktik baiknya di kelas atau saat bergelut di dunia pendidikan. Menulis artikel, blog, atau buku, mereka dapat berbagi pengalaman mengajar, dan metode pembelajaran inovatif, dengan rekan-rekan sejawat dan komunitas pendidikan yang lebih besar. Tulisan guru Penulis tidak hanya  membantu guru lain dalam meningkatkan kualitas pengajaran mereka tetapi juga memberikan inspirasi dan motivasi.

Apa saja yang bisa ditulis oleh guru Penulis?

Pertama, Sebagai sebagai guru penulis, guru dapat mengeksplorasi berbagai topik yang relevan dengan pendidikan. Kedua, Mereka mereka bisa menulis tentang tantangan yang dihadapi dalam mengajar, cara-cara mengatasi hambatan belajar siswa, atau berbagi cerita sukses dari kelas mereka. Ketiga, mereka bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman. Keempat guru dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dan keenam Keenam guru bisa menyalurkan hobinya belajar berbagai genre tulisan.

Apa saja manfaat menjadi guru Penulis?

Pertama, memiliki kesempatan  mengembangkan keterampilan komunikasi. Kedua, meningkatkan kemampuan menulis yang baik sehingga mereka mampu menyampaikan ide dan informasi dengan jelas dan efektif. Ketiga, memiliki potensi untuk menjadi pemimpin pemikiran dalam bidang pendidikan. Keempat memiliki kesempatan mempublikasikan tulisan-tulisan mereka di berbagai platform, sehingga dapat mempengaruhi kebijakan pendidikan. Dan Kelima, bisa membangun komunitas pembaca yang setia dan terlibat, yang terus mendukung dan memberikan umpan balik yang berharga.

Mengingat banyaknya manfaat bagi guru Penulis, jangan sia-siakan potensi yang ada untuk terus digali dan dipertanyak memperbanyak jam terangnya terbangnya dengan giat berliterasi. Bergaul dan berkumpullah dengan komunitas yang memiliki frekuensi yang sama untuk saling menyemangati .

Please remember "Write or Die"

Soloraya,  24  06 2024


Catatan: Kata bergaris bawah adalah naskah asli lalu admin perbaiki seperlunya.

Share:

Pengikut Diksi

Beli Domain Banyak Discount

www.domainesia.com

Postingan Populer

Label

Recent Posts

Theme Support

Butuh bantuan kami untuk upload atau kustomisasi Template blog ini? Hubungi Saya dapatkan detail kustomisasi tema yang Anda butuhkan.