Halo anak-anak, halaman ini adalah bagian kedua Tema 2 Subtema 2 Kelas 6 Pembelajaran 1
Tujuan Pembelajaran kita kali pada bagian ini:
- Setelah membaca teks dan menggali informasi dari berbagai sumber, siswa mampu menyebutkan makna upaya mempertahankan kemerdekaan melalui peta pikiran.
- Setelah membaca teks dan menggali informasi dari berbagai sumber, siswa mampu mempresentasikan contoh upaya mempertahankan kemerdekaan melalui peta pikiran
Perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Sangat diperlukan kerja sama dan persatuan dari seluruh rakyat Indonesia agar cita-cita untuk menjadi bangsa yang bebas dan merdeka dapat tercapai.
Itulah makna yang dapat kamu petik dari upaya mempertahankan kemerdekaan dalam Pertempuran Surabaya.
Pertempuran Surabaya adalah satu dari sekian banyak upaya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Masih banyak perjuangan lain yang dilakukan di berbagai daerah, misalnya Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, Agresi Militer Belanda I, dan Agresi Militer Belanda II.
Pertempuran Ambarawa
Pada saat itu Ambarawa telah menjadi kota militer untuk pemerintah Hindia Belanda sejak zaman penjajahan. Di sanalah didirikan Benteng Willem I yang juga disebut sebagai Benteng Pendem.
Lokasi Benteng Pendem ini berada tidak jauh dari museum kereta api Ambarawa yang dulu merupakan sebuah stasiun kereta.
Di Ambarawa terdapat kamp khusus perempuan dan anak – anak Belanda pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Ambarawa sebagai kota yang memiliki kamp tawanan perang telah pasti akan didatangi oleh pasukan sekutu.
Peristiwa Pertempuran di Ambarawa ini terjadi pada tanggal 20 November 1945. Dan berakhir hingga tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR (Indonesia) melawan pasukan sekutu (Inggris).
Ambarawa merupakan sebuah kota yang terletak di antara dua kota yaitu Semarang dan Magelang, juga di antara Semarang dan Salatiga.
Peristiwa Ambarawa ini pada awalnya dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan Inggris dari Divisi India ke-23 di Kota Semarang pada tanggal 20 oktober 1945.
Pemerintah Indonesia memperkenankan sekutu untuk mengurus tawanan perang yang saat itu berada di penjara Magelang dan Ambarawa.
Kedatangan pasukan Inggris yang kemudian diikuti oleh pasukan NICA (Nederlandsch Indiƫ Civiele Administratie). Sekutu lalu mempersenjatai para bekas tawanan perang Eropa tersebut.
Sehingga pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadilah sebuah insiden di Kota Magelang. Dan kemudian sampai pada puncaknya terjadi pertempuran antara pasukan TKR melawan pasukan sekutu (Inggris).
Insiden tersebut dapat diredakan dan berakhir setelah Presiden Ir. Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell dari Sekutu datang ke Magelang pada tanggal 2 November 1945.
Pada akhirnya mereka mengadakan perundingan gencatan senjata dan memperoleh kata sepakat antara kedua pihak yang dituangkan dalam 12 pasal. Naskah persetujuan tersebut berisi antara lain sebagai berikut.
Pihak Sekutu dan para pasukannya akan tetap ditempatkan di Magelang. Dengan tujuan untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi pasukan Sekutu yang ditawan oleh pasukan Jepang (RAPWI)
Palang Merah atau Red Cross yang menjadi bagian dari pasukan Inggris.
Jumlah pasukan Sekutu harus dibatasi sesuai dengan tugasnya.
Pihak Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dan badan-badan di bawahnya
Jalan Raya Ambarawa hingga Magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas Indonesia dan Sekutu.
Tokoh Pertempuran Ambarawa
Adapun tokoh – tokoh terkenal yang terlibat dalam pertempuran di Ambarawa adalah sebagai berikut.
- Letkol Isdiman yang gugur dalam medan pertempuran Ambarawa.
- Kolonel Sudirman, yang merupakan pemimpin pasukan Indonesia menggantikan Letkol Isdiman yang gugur dahulu.
- M Sarbini, yang merupakan Pemimpin TKR Resimen dari Magelang.
- Brigadir Bethel, yang merupakan pemimpin tentara Inggris.
Penyebab Pertempuran Ambarawa
Penyebab terjadinya pertempuran ambarawa adalah karena pihak sekutu ternyata tidak menepati perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Sehingga pada tanggal 20 November 1945, meletuslah pertempuran Ambarawa yaitu pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pihak sekutu dari Inggris.
Dan pada tanggal 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik mundur ke Ambarawa di bawah lindungan pesawat tempur.
Namun, tanggal 22 November 1945 pertempuran berkobar di dalam kota dan pasukan Inggris melakukan genjaran terhadap perkampungan di sekitar Ambarawa.
Pasukan TKR yang berada di Ambarawa bersama dengan pasukan TKR lainnya dari Salatiga, Boyolali, dan Kartasura bertahan di kuburan Belanda.
Sehingga mereka semua membentuk garis medan di sepanjang rel kereta api yang membelah dua Kota Ambarawa.
Pemimpin Pertempuran Ambarawa
Pertempuran di Ambarawa dipimpin oleh Kolonel Sudirman. Sedangkan dari arah Magelang pasukan TKR Divisi V/Purwokerto dipimpin oleh Imam Androngi yang melakukan serangan fajar pada tanggal 21 November 1945.
Serangan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memukul mundur pasukan Inggris yang berada di Desa Pingit. Pasukan yang dipimpin oleh Imam Androngi ini berhasil menduduki Desa Pingit dan melakukan perebutan terhadap desa – desa yang berada di sekitarnya.
Baik, pada pertemuan selanjtnya Pak Guru akan menampilkan kisah tentang:
Pertempuran Medan Area,
Bandung Lautan Api,
Agresi Militer Belanda I, dan
Agresi Militer Belanda II.
Sebelum kita tutup, setelah kalian membaca uraian di atas jawablah pertanyaan berikut ini!
- Apa yang menjadi penyebab Pertempuran Ambarawa?
- Apa yang terjadi pada tanggal 26 Oktober 1945?
- Siapa tokoh Indonesia yang gugur pada Pertempuaran Ambarawa?
- Di mana letak kota Ambarawa?
Terima kasih kalian masih semangat dan tetaplah belajar dengan tekun!
Susanto
Guru Kelas 6 SDN Mardiharjo