KELO MRICO KULINER SEHAT DARI PANTURA TIMUR
Pantun Sindiran
Sumber gambar: freepik.com |
Pantun Sindiran
Oleh: Bu Kanjeng
1.Pergi ke pasar membeli tomat,
Tomat dimasak sambal terong
Bersikaplah penuh hormat
Bila ingin banyak ditolong
2. Burung merak berbulu jelita
Menari-nari di taman bunga.
Kau banyak janji tak pernah nyata,
Hatiku sakit, bagai luka menganga
3. Bulan purnama bersinar terang,
Cahayanya menerangi malam.
Katanya sayang, kok tak datang,
Hatiku kecewa, terasa kelam.
4.Kuncup bunga tumbuh sehat
Harum semerbak undang lebah.
Kau bilang setia, tapi khianat,
Hatiku hancur, bagai kaca pecah.
5. Laut luas menyimpan jutaan ikan,
Pasir putih membentang luas.
Kau banyak omong, tanpa tindakan,
Hatiku bosan, bagai makan kapas.
6.Pergi ke gunung mencari durian,
Durian jatuh mengenai perut
Kau sok tahu, padahal salah jawaban,
Hatiku geli, seperti melihat badut.
7. Badai datang rumah roboh
Rumah diperbaiki setelah hujan.
Kau sok pintar, padahal bodoh
Hatiku muak, kau banyak alasan
8. Bintang gemilang hiasi malam
Cahayanya indah dipandang mata.
Kau sok kaya, padahal hidupmu kelam,
Hatiku miris, melihat itu nyata
9.Bunga mawar tumbuh di pagar
Harum semerbak menyegarkan.
Kau sok baik, padahal sangar,
Hatiku sakit, bagai digigit macan
10. Pergi ke sungai mencari udang,
Udang dimasak sup berkuah
Kau sok bijak, padahal curang
Hatiku geli, seperti melihat rubah
Surakarta Hadiningrat, 11 November 2024
Sumber: Grup WA Rumah Virus Literasi
Bunga di Meja Guru (Pentigraf)
Sumber: freepik.com |
BUNGA DI MEJA GURU
Oleh: Telly D
Di sudut ruang kelas, Ibu Anisa duduk di mejanya, menatap bunga mawar merah muda yang terletak rapi dalam vas kristal. Bunga itu adalah hadiah dari salah satu siswanya, yang selalu mengaguminya diam-diam. Setiap kelopak bunga tampak seperti bisikan halus dari perasaan yang tak terungkapkan. Ibu Anisa adalah sosok yang selalu menyembunyikan hatinya di balik senyum dan kesabarannya mengajar, namun bunga ibarat cermin yang memantulkan kerinduan pada sesuatu yang tak bisa ia ungkapkan.
Hari itu, suasana di kelas terasa hening. Semua siswa sibuk dengan tugas, kecuali Rian, yang terlihat mencuri pandang ke meja Ibu Anisa. Rian, yang biasa pendiam, tampak berbeda. Setiap kali mata mereka bertemu, ada rasa yang tak bisa dijelaskan. Ketika pelajaran berakhir, Rian mendekati meja Ibu Anisa dan dengan gugup. Mata Ibu Anisa terpejam sejenak, mencoba menahan gejolak yang tiba-tiba muncul dalam dada.
Tiba-tiba, Rian menunduk dan membisikkan sesuatu yang lebih mengejutkan dari sekadar perasaan yang tersimpan: "Aku akan pindah sekolah, Bu. Itu bunga terakhir yang bisa aku beri." Ibu Anisa terdiam, seakan waktu terhenti. Ternyata, bunga di mejanya adalah sebuah pesan perpisahan yang lebih dalam dari sekadar keindahan.
Makassar, 9 November 2024
Sumber: GWA Rumah Virus Literasi
Selamat Datang Mahasiswa Baru Program Pascasarjana UMM Tahun 2024
Foto: https://www.twibbonize.com/mabapascasarjanaumm2024?step=2 |
Admin GWA Pacsa Angkatan Ganjil 2024/2025 UMM mengirimkan pesan berikut.
Saya pun segera membuat. Karena masih ada tanda air, saya pun menebus agar tanda air Twibbon hilang. Setelah jadi, hmm ... ikutan meramaikan dan memeriahkan MOMB Pasca UMM.
Sebelumnya, admin memberitahukan:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kepada Yth. Bapak dan Ibu Mahasiswa Baru Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang telah diterima di Semester Ganjil 2024/2025 berikut kami kirimkan:
1. Undangan Orientasi Mahasiswa Baru
2. Bagi Bapak dan Ibu hadir yang Offline (nama terlampir dan mengisi melalui Goform) dipersilahkan lansung hadir di Aula Lt 9A)
2. Bagi Bapak dan Ibu yang hadir secara online menggunakan Virtual Background dan link zoom sebagaimana berikut:
Demikian pemberitahuan dari kami terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semoga senantiasa sehat selalu🫶🙏 PAN-PMB UMM.
Selamat mengikuti Orientasi pada tanggal 14 September 2024.
Dunia Tidak Selalu Manis
Cahayu Bersama Eyang Kakung-Putri dan Tante Iwi |
Cahayu, cucuku yang cantik. hari ini ayah Bagus mengirimkan video. Cahayu diberi seiris tipis lemon. Lalu, kamu tanpa ragu menggigit dan ... raut mukamu merespon dan membentuk mimik yang menunjukkan bahwa rasa lemon yang baru saja kamu gigit sangat masam.
Meskipun tahu irisan leon itu rasanya masam, namun kamu masih mencobanya. Seolah ingin menaklukkan bahwa lidahmu mampu mengalahkan rasa masam.
Hari ini, 10 September 2024 usiamu sembilan bulan sepuluh hari. Sebelumnya makanan yang masuk ke dalam mulutmu didominasi dengan rasa manis dan juga asin atau gurih. Kamu menikmati dan asupan nutrisi yang Mamah dan ayahmu berikan mengantarkanmu menjadi gadis kecil periang.
Hari ini ayah bagus memberimu makanan yang mungkin kamu mengira rasanya seperti biskuit. Namun, kenyataannya, irisan lemon itu terasa asam. Brrr ... lucu sekali mukamu menunjukkan ekspresi manahan asam.
Begitulah hidup. Ayah bagus ingin menunjukkan satu rasa bahwa hidup tidak selamanya manis dan gurih. Ada kalanya masam.
Mungkin, suatu saat ayah bagus akan mengajkmu mencicipi rasa lainnya. Selamat bereksplorasi, cucuku ayuku, Cahayu Eka Putri Bagus Aji Santoso.
Rekaman Tulisan Dialog dalam Grup WA (2)
Tulisan berikut berjudul: Proyek Sukses, Makan Malam Gelap.
Saya pun menuju tautan yang diberikan penulis: https://syaiful-hidayat.my.id/2024/06/24/proyek-sukses-makan-malam-gelap/
Proyek Sukses, Makan Malam Gelap
Oleh. Syaiful Hidayat
Minggu malam itu adalah awal dari sebuah petualangan singkat tapi penuh makna bagi saya dan beberapa teman. Kami memutuskan untuk berangkat ke luar kota demi menyelesaikan sebuah proyek yang sudah cukup lama ditunggu-tunggu. Sejak awal, kami tahu bahwa perjalanan ini akan penuh tantangan, tapi semangat kebersamaan dan tujuan untuk sukses membuat kami tetap bersemangat.
Kami berangkat setelah salat Subuh, dengan langit masih gelap dan udara pagi yang segar. Mobil kami melaju pelan meninggalkan kota Surabaya yang masih tertidur. Suasana di dalam mobil dipenuhi canda tawa dan cerita-cerita ringan untuk mengusir kantuk. Perjalanan ini terasa spesial, karena kami tahu bahwa di ujungnya ada sebuah pencapaian yang menunggu.
Sesampainya di luar kota, kami langsung menuju lokasi proyek. Waktu yang sempit memaksa kami untuk bekerja dengan cepat dan efisien. Tantangan demi tantangan muncul silih berganti, tapi berkat kerjasama yang solid, semua dapat kami atasi. Setiap orang memiliki peran masing-masing, dan semuanya berkontribusi dengan maksimal. Pekerjaan yang seharusnya memakan waktu berhari-hari, berhasil kami selesaikan dalam sehari. Alhamdulillah, usaha kami tidak sia-sia. Masing-masing dari kami mendapatkan bayaran yang setimpal dengan kerja keras yang telah kami lakukan.
Malam pun tiba, dan kami memutuskan untuk makan malam sebelum kembali ke kota Surabaya. Sekitar pukul 19.30, kami melihat sebuah warung makan di pinggir jalan yang tampak menarik. Perut yang keroncongan membuat kami tidak berpikir panjang untuk segera mampir dan memesan makanan. Namun, ketika kami sedang asyik menunggu pesanan, tiba-tiba lampu di warung itu padam. Suasana yang awalnya hangat dan terang benderang, mendadak berubah menjadi gelap gulita.
Kami semua terdiam sejenak, mencoba menyesuaikan mata dengan kegelapan yang mendadak menyelimuti. Pemilik warung segera mengeluarkan lilin dan menyalakannya, menciptakan cahaya temaram yang membuat suasana menjadi sedikit lebih nyaman. Walaupun kondisi ini jauh dari ideal, kami mencoba menikmati momen tersebut. Makan malam dalam keadaan mati lampu memberikan pengalaman yang unik. Kami tertawa dan bercanda, memanfaatkan situasi yang ada.
Perlahan-lahan, kami mulai menyadari bahwa kegelapan ini justru memberikan kesempatan bagi kami untuk saling berbicara lebih dekat, tanpa terganggu oleh gadget atau hal lain yang biasa menyita perhatian. Obrolan kami mengalir lebih hangat, membicarakan rencana masa depan, harapan, dan mimpi-mimpi yang ingin kami capai.
Tak lama kemudian, lampu kembali menyala. Sontak warung itu kembali terang, dan kami dapat melanjutkan makan dengan lebih nyaman. Namun, momen kebersamaan dalam kegelapan itu meninggalkan kesan mendalam bagi kami semua. Ada rasa syukur yang tumbuh dalam hati kami karena bisa melalui hari yang panjang dan penuh tantangan dengan baik, dan bisa mengakhirinya dengan kebersamaan yang hangat.
Setelah makan malam, kami melanjutkan perjalanan pulang. Dalam perjalanan, kami kembali mengenang kejadian di warung tadi. Kami tertawa, bercanda, dan saling menguatkan bahwa momen-momen seperti itulah yang membuat hidup terasa lebih berwarna. Pengalaman tersebut mengajarkan kami untuk selalu bersyukur, tidak hanya pada saat-saat terang benderang, tetapi juga dalam kegelapan sekalipun. Setiap momen, baik suka maupun duka, memiliki nilai yang berharga jika kita mampu melihatnya dari sisi positif.
Malam itu, kami tiba kembali di kota dengan hati yang penuh. Perjalanan yang melelahkan terasa sepadan dengan pencapaian dan kenangan yang kami dapatkan. Pekerjaan yang selesai dengan baik, bayaran yang cukup, dan momen kebersamaan yang berharga, semuanya menjadi bagian dari cerita yang akan selalu kami kenang.
Perjalanan ini mengingatkan saya akan pentingnya persahabatan dan kerjasama. Di saat-saat sulit, keberadaan teman-teman dapat memberikan kekuatan dan semangat. Kami belajar bahwa setiap tantangan dapat diatasi dengan kebersamaan dan tekad yang kuat. Perjalanan singkat ini bukan hanya tentang menyelesaikan proyek, tapi juga tentang mempererat hubungan dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan.
Begitulah, malam Minggu itu menjadi salah satu pengalaman berharga dalam hidup saya. Sebuah perjalanan ke luar kota yang penuh dengan kerja keras, tawa, dan kebersamaan. Sebuah cerita yang akan selalu saya kenang sebagai salah satu bukti bahwa hidup ini penuh dengan kejutan dan pelajaran, serta bahwa setiap momen, seberapapun sederhana atau sulitnya, memiliki keindahan tersendiri.
Catatan Syaiful, 24 Juni 2024